an e-mail for marjo

waktu kuliah di tingkat akhir nanti, lo bakal menentukan mau berfokus di bidang keahlian apa. dan itu tentu tergantung dengan cita-cita yang lo punya.

di jurusan gue sendiri, Teknik Kelautan, ada banyak pilihan bidang minat, mulai dari Bidang Hidrodinamika Bangunan Lepas Pantai, Rekayasa Pantai, Perancangan dan Produksi, Lingkungan dan Energi laut, sampai Bidang Struktur yang semuanya punya keunikannya masing-masing.

gue yang lagi bosan, membahas “bakal ambil bidang keahlian apa ya..” dengan teman sejurusan gue Maria (tapi panggilan gaulnya marjo). Marjo katanya ingin mengambil bidang energi (ini macam perminyakan, lo bakal belajar tentang geologi laut, pemrosesan hidrokarbon, dsb) tetapi masih ragu. gue sendiri berencana mengambil bidang keahlian struktur (macam teknik sipil, tapi fokusnya bangunan laut, struktur bawah laut, pondasi bangunan laut).

tapi karena diskusi dengan marjo, gue pun kembali berpikir soal pilihan berkarir di masa depan ini. tiba-tiba kuliah gue tidak sesimple dulu lagi, kini kuliah tidak sesimple bisa punya pacar anak unair…. atau tetap bisa makan di akhir bulan.

gue penasaran kenapa Marjo begitu tertarik dengan bidang energi, dan akhirnya dengan bersemangat dia cerita ke gue. oh ya, pada tahu kan kalau semangat itu menular (banget) ? sip deh, siap-siap ditularin ya!

—-

email dari Marjo ke gue :

Nggak sengaja waktu liburan kemarin gw nemu buku, judulnya Membangun(kan) Perusahaan Energi Nasional. Harga bukunya kalau kubilang cukup murah. Dengan lima puluh ribu lu bisa dapet wawasan lebih. Nah, yang nulis buku itu Direktur Pertamina Hulu Energi (kata bokapnya Noni sekarang udah pindah divisi, lupa di mana). Karena penulisnya orang Pertamina itu maka dia banyak nulis dari sudut pandang Pertamina.

Apa yang gw rasain Ded?

Gw ngerasa goblok banget karena gw selama satu tahun kuliah di Teknik Kelautan ini baru pertama kali beli buku yang ada hubungannya sama bidang kuliah gw. Ke mana aja gw? IP bagus tapi wawasan soal bidang gw ini kurang banget.

Sejak YES Summit waktu itu, waktu gw masuk ke divisi energi, gw mulai coba menyelami apa sih yang menarik dari ini? Kok kayaknya nothing special gitu ya. Gw masuk dan ikut ke dalam FGDnya (waktu itu gw di FGD tenaga air laut) . Parah, gw kosong banget, nggak punya modal apa-apa, nggak ada wawasan apa-apa. Gw jadi ngerasa kalo gw kuliah dua semester itu cuma fokus buat ngertiin kalkulus sama fisika tanpa gw punya bayangan ntar ke depan gw mau ngapain.

Di bagian pertama buku itu diceritain gimana akhirnya Pertamina berhasil ngambil alih kawasan pengeboran ONWJ (Offshore North West Java) dari tangan BP (punya Inggris). Mereka keren banget, produksi meningkat jauh dan sekarang diakui. Kalo lu beruntung, mungkin lu pernah liat iklan suksesnya PHE ONWJ di tivi.

Gw baru tahu sekarang kalo BUMN  di Indonesia sekarang khususnya yang gerak di bidang energi itu masih kurang perhatian dari pemerintah (nggak cuma pemerintah aja sih, publik lebih tepat). Ya baru sejak prestasi itu diraih mungkin public mulai membuka matanya lebih lebar lagi. Gw juga lho, dulu kalo ditanya di awal-awal, bangga banget bisa jawab Chevron atau Total sebagai sasaran cita-cita gw nanti. Itu nggak salah, nggak ada yang salah Ded atas pilihan setiap orang.

Ada lagi nih, orang yang sempet gw temuin di angkot waktu gw balik ke Gresik. Dia nanya gw kuliah mana dan kemudian kami saling ngobrol. Dia PNS di Surabaya, ibu-ibu. Dia bilang gini? “Belajar bikin bangunan lepas pantai berarti nantinya ke tambang minyak ya Mbak? Aduh Mbak, kamu usaha ya supaya nanti waktu zamanmu minyaknya Indonesia nggak terus dikuras sama asing. Masa Negara sendiri nggak bisa padahal orang pinternya banyak, sarjananya banyak.” Gw jawab senyum Ded sambil bilang amin, tapi dalam hati jleb combo!

Iseng-iseng nih dua minggu yang lalu gw sms temen lama gw dari Bontang, Kaltim tentang Balikpapan. Awalnya kan gw punya angan-angan kalo bisa kerja gw ntar nggak di Jawa-Jawa aja (setidaknya sampe gw nikah dan punya keluarga). Gw interogasi dia ampe dia mabok jawab pertanyaan gw via sms. Nggak tau kenapa ya tapi gw rasa gw mulai mencintai Balikpapan dan pengen nyoba hidup di sana. Dia cerita juga soal industri migasnya.

Oh ya gobloknya lagi nih ya, gw baru sadar kalau blok Mahakam yang lagi konflik berkepanjangan itu ada di Kaltim. Selama ini gw kuliah tanpa nyawa kali ya. Itu potensial banget lho, lebih keren lagi kalo bisa dikelola sama BUMN sendiri.

Ya itu dia Ded, ada misi di balik sukses yang pengen gw kejar. Sekarang dua kata kunci itu, Pertamina sama Balikpapan, bener-bener membius. Entahlah mungkin gw mulai jatuh cinta sama mereka. Gw nggak ngerti nih seberapa lama semangat kayak gini bisa bertahan. Mungkin sekarang gw ngomong gini tapi di pertengahan semester nanti gw goyah lagi. Gw bawa itu semua dalam doa gw Ded, Tuhan punya rencana indah. Semoga Tuhan juga mau ikut meluk semua cita-cita gw itu. Gw juga berpasrah haha sama kayak yang Maria bilang waktu dia dapet kabar gembira dari Gabriel, “Terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Kalau seandainya nanti toh gw mulai lupa dari cita-cita gw kali ini, gw yakin Tuhan bakal manggil gw buat kembali hahaha.

——

email dari gue untuk Marjo :

keren.

iya, tiba-tiba sadar kalau aku lebih kurang wawasan dari pada kamu jo.

dulu waktu kecil aku sering ngelihat di berita bahwa minyak indonesia banyak dikuasai asing, lalu cita-cita jadi sarjana perminyakan muncul, lalu cita-cita masuk ITB.

ketemu temen-temen bapakku yang orang struktur, disuruh ambil sipil di ITB. lalu muncullah cita-cita mulia untuk membangun daerah timur indonesia yang rumor nya tertinggal sekali dibanding barat indonesia ini. motivasi yang mulia. apalagi kalau ingat soekarno (yang belakangan gue tahu ternyata ada yang benci, soe hok gie lagi). dia anak sipil ITB yang berhasil membangun Indonesia. aku anak yang ingin seperti soekarno, tapi Tuhan bilang… jangan seperti soekarno ded, lebih lah dari soekarno. rencana dan jalan Tuhan di atas segala rencana dan jalan kita jo, ada ayatnya itu… semoga ini bukan menjadi pembenaran karena aku ga lolos masuk itb ya, tapi memang rencana Tuhan menempatkan aku di ITS.

sekarang aku di kelautan, aku ditelfon sama omku yang kerja di Total Kalimantan.. aku kan lolos sipil unpar bandung dan kelautan its surabaya, dia menyarankan di its karena kurikulum nya oke. baru aku sadari, kelautan itu lebih dari pada teknik sipil (kalau cita-cita kita ke arah industri oil and gas ya)

cita-citaku jo ? kalau cerita sukses alumni kelautan yang kulihat cuma ceritanya mas Vlad, mungkin aku sekarang sudah mati-matian pengen jadi Pipeline Engineer. tapi jalan kita masih panjang. wawasan kita masih sempit. kalau bayanganku sekarang, aku jadi structural engineer… cita-citaku bikin trowongan bawah laut yang mengubungkan singapura dan batam. kenapa terowongan bawah laut ? soalnya singapore strait yang ada di antara batam-singapore itu sibuk sekali. banyak kapal lewat di sana. yang paling memungkinkan adalah terowongan bawah laut dengan kereta cepat di bawahnya. itupun mungkin kalau indonesia (batam khususnya) sudah cukup pantas buat bersaing di dunia global.

tapi kesannya ketika aku ngomong “itupun kalau indonesia sudah cukup pantas….” itu menandakan aku warga negara yang minder jo dengan indonesia. harusnya tidak begitu ya. harusnya jangan minder dengan Indonesia. harusnya aku percaya bahwa singapura akan mengajukan sendiri pembangunan terowongan bawah laut untuk menghubungkan negara kaya itu dengan kepulauan riau (yang kaya potensi) yang terbelakang ini jika dibandingkan dengan singapura.

bisa buat singapura butuh kita ? mari buktikan!

ayo jo sama-sama menambah wawasan, memperluas pandangan dan mempertinggi cita-cita. aku kira tadi cita-cita mu mau merubah budaya korup yang ada di pertamina (terkenalnya begitu) tetapi ternyata lebih dari itu… ingin memajukan perusahan milik negara ini agar lebih baik lagi. ingin membantu mewujudkan harapan seorang ibu-ibu yang kamu temui di angkot akan kembalinya harta indonesia ke tangan kita.

mungkin someday aku juga bakal kerja di perusahaan minyak negara kalau motivasi nya adalah memajukan negara. kerja bareng kamu jo. kerja bareng anak bangsa yang lain yang mau memajukan bangsa ini. (idealis sekali kamu ded…. kamu juga jo)

berani bermimpi jo ? berani mencoba ?

Tuhan Yesus tahu yang terbaik buat kita. Pasti.
semoga aku, kamu, dan kita yang punya cita-cita luhur untuk bangsa ini, dibantu oleh Tuhan seturut kita membantu diri kita sendiri dengan semangat serta optimisme.

Jo, tulisan ini kalau diposting di blog. Akankah memicu teman-teman yang lain juga jika mempunyai semangat yang sama ?

—–

dan di sinilah, gue post email-email itu.
kelihatan terlalu idealis mungkin. tapi itulah kami.
mumpung masih muda. harus semangat.

Advertisement

gaul ke bali (day-3)

ingat hari kedua gue di Bali ? jalan-jalan sendirian dan menghabiskan malam di Jalan Legian sampai jam 1 subuh, itupun ada yang mengingatkan agar segera pulang. kalau engga gue mungkin masih bengong-bengong sampai jam 3 subuh di sana nontonin orang dari segala penjuru bumi berlomba mencari kesenangan.

Image

gue bangun jam 10 pagi keesokan harinya, teman-teman udah pada berangkat ke ISEE. sial banget gitu. padahal niat gue mau ke sanur melihat sunrise. lebih sialnya lagi, uang gue yang terbatas ini tidak memungkinkan untuk menambah jam sewa motor, apalagi nanti malam bakal keluar sama anak-anak ke Kuta naik taxi (yang artinya duit lagi)

jadilah gue cuma tidur-tiduran di Hotel, nonton TV, browsing soal Bali dan makan siang di jalan teuku umar sambil menungu anak-anak balik dari seminar. ah, syukur ayam gorengnya enak dan murah, jadi sedikit meringankan sakit hati gue hari itu.

IMG_0781(*nyanyi my way nya frank sinatra sambil ngunyah burger*)

malamnya, kita main ke Kuta, jalan-jalan di Legian, makan di Burger King Kuta Square (padahal kemarinnya udah makan di sini), dan jalan-jalan di Kuta Beach Walk. meskipun terlihat membosankan, this is so much better than just put your ass off at the hotel room. seriously.

IMG_0792(Em dan Kiyah terlihat serasi malam itu, uh.)

waktu di kuta square, gue beli postcard untuk kak Viera dan kak Tiara.

waktu kak Viera kuliah di Italy, dia mengirimkan gue postcard dengan cap bibir di sudut postcard, terus pas ada kerjaan di Malaysia kak Viera mengirimkan gue kartu pos bergambarkan monyet…. katanya monyet itu mengingatkan dia akan diri gue. ah, gemesin banget kak Viera.

pernah lihat iklan Indomie yang “dari Italy ke Belanda cuma buat beli Indomie…”, iya, kak Viera yang main di iklan itu, dan itu cerita nyata, tapi tentu ga sesimple itu ceritanya 😛

kak Tiara sendiri pernah mengirimkan gue postcard waktu doi masih kuliah di Lisbon, Portugal. di balik gambar kota Lisbon, ada kata-kata yang memberi semangat dan cerita gimana orang-orang di sana mengejar matahari di kala musim dingin 🙂

BP1vTP-CAAE3baa

sebagai balasan atas postcard monyet dari Malaysia, gue balik ngirim postcard monyet dari Bali yang ada di Monkey Forest Ubud Bali. ceritanya monyet yang di malaysia itu bapak juga suami dari monyet yang di Bali, si bapak merantau jauh-jauh ke Malaysia jadi Tenaga Monyet Indonesia (TMI) supaya anak istrinya dapat hidup layak di Indonesia.

BP1xX2iCcAA13Ue

untuk kak Tiara sendiri, gue milih postcard bergambar surfer yang lagin surfing di pantai padang-padang, Bali. soalnya kak Tiara ini suka kirim salam ke surfer yang ada di Bali, dikiranya gue kenal kali ya. tapi, biar kak Tiara senang, mari kita kirimkan postcard gambar surfer aja 😛

bisa dilihat bahwa cara gue memilih postcard itu random sekali (dengan logika sederhana yang menggelikan), terus belakangan setelah dua minggu di Batam baru gue sadari…. hari kelima gue di bali dihabiskan melihat sunset dan ombak cantik di pantai padang-padang Bali, hari ke-enam (setelah harap-harap cemas mencari kantor pos di Ubud supaya bisa ngirim postcards itu ke bogor) gue cabut ke monkey forest Ubud, Bali.

ga nyangka gue bisa datengin tempat-tempat yang ada di postcards itu! seriusan, ini sesuatu abis. bener kata Sudjiwo Tedjo, Tuhan itu maha asik.

love or what ?

tiba-tiba gue teringat lagi khotbah pak pendeta di kebaktian minggu tentang kasih, yang kemudian nyerempet ke arah gimana mertua sekarang nyari menantu (atau cewek-cewek nyari calon suami dan sebaliknya)

sekarang kalau mau cari calon mantu, biasanya para orang tua request dulu ke anaknya. ya, profesinya harus ini, pendidikannya minimal itu, harus dari status sosial ini, kalau bisa suku itu. harusnya tidak begitu, kalau mau landasan rumah tangganya kasih sih. 😛

seketika gue merasa bahwa diri gue ini menggelikan sekali, bilang sana sini mau cari istri dokter. gue mikir lagi, ini gue nikahin si istri karena dia dokter atau karena kita saling mengasihi ya ?

nah. mungkin gitu, kalau lo nyari teman hidup harus dari profesi ini, status sosial ini, pendidikan ini…. coba pertanyakan lagi, yang lo sayang dari dia itu profesinya yang wah itu kah ? atau status sosialnya yang darah biru ? atau karena dia PhD ?

menurut gue sih ga salah berharap punya pendamping hidup impian (ya tadi, dari segala aspek cocok sama kita dan napasnya ga bau), tapi alangkah baiknya tanya diri sendiri lagi, lo suka (tepatnya nyaman) dengan orangnya atau status yang nyantol di itu orang ?

selamat berpikir… dan selamat mencari teman hidup. 🙂

__________________________________________________________

oh ya, diingetin sama kak Tiara nih.
punya standard minimal dalam mencari pacar itu…. wajar (misalnya : minimal S-1 / bisa nahan napas sejam), soalnya gimana mau tertarik kalau si calon aja ga menuhin standard yang lo buat sendiri. terus kalau tertarik aja engga, gimana mau sayang gitu ?

“jadi ded ? gimana ? ga salah dong gue suka sama anak kedokteran gara-gara dia pinter terus baik lagi. rajin menabung dan suka membaca. perempuan idaman gue banget lah ded.”  tanya ujang.

ga salah dek ujang, ga salah….

5 centimeter

sebelum snmptn dulu, gue pernah tanya sama bang ipul.. kenalan gue di internet yang kerja jadi guru bahasa indonesia di pulau sekitar Batam, “bang, lagi down banget nih. semangat lagi redup-redupnya buat belajar snmptn, padahal target tinggi banget ke ITB… rekomendasiin buku yang bangkitin semangat dong bang?!”

si Bang Ipul nyaranin banyak buku, dan di antara banyak nama buku yang disebutin sama doi, ada buku “5cm” yang barusan gue baca, yang entah kenapa ga gue baca dari sebelum snmptn dulu. yang sekarang sukses balikin semangat gue, meluruskan jalan pikir gue, mengembalikan mimpi-mimpi bahkan menambah panjang list mimpi gue…

gue suka filosofi-filosofi yang dibawa di buku itu, filosofi yang sering gue pikirin dan  obrolin sama temen filsuf gue si yudhistira di coffee shop tempat kita biasa nongkrong. gue inget betapa sotoy-nya gue tentang hidup, sampai gue kaya gini sekarang. sering bikin hipotesa sendiri tentang pemikiran Tuhan terhadap gue, jadi bingung gue ini siapa sih sotoy banget… *tekuk lutut minta ampun*

gue juga sering pergi sendiri, jauh, entah kemana itu.
naik pesawat, naik bus, naik kereta api ekonomi, naik apa aja..
perjalanan yang bikin gue mikir, yang ngasih gue pelajaran di hati

ngelihatin muka lelah ibu-ibu yang jualan nasi bungkus di kereta ekonomi.. dengerin beliau ngeluh soal orang kaya yang ga peduli dengan mereka… kata-kata sinis tentang orang kaya dari mereka yang berusaha mati-matian untuk hidup..

ngelihat keluarga kecil di kereta yang bikin mata gue berkaca-kaca karena mesranya mereka.. care-nya si ibu dan bapak sama anak-anak… (gue yang anak kos langsung pengen nangis, kangen orangtua, adik, rumah)

ketemu bapak veteran di stasiun yang nasihatin gue dan ngasih hormat pas gue pamit naik kereta.. bangga, dikasih hormat sama veteran TNI, apalagi diceritain pengalaman beliau.

randomly ketemu dan ngobrol sama senior vice president perusahaan tambang terkenal di Indonesia dan gue dijamu sama beliau dengan ramah banget, dianterin ke kosan di bandung dulu.. diajak makan, dikasih ilmu soal dunia kerja dan hidup. dalam hati gue, “ga masuk itb sih, tapi Tuhan ngasih kesempatan ketemu alumni ITB yang luar biasa ini.”

ngelihat hamparan langit senja dari jendela garuda indonesia sambil ngopi.. itu tuh indah banget.. apalagi ini flight pulang dari jakarta ke batam.. perjalanan pulang ke rumah, ngelihat pemandangan sawah bertemu senja dari bus..

semua bikin gue takjub sama Tuhan, bikin bersyukur atas eksistensi gue di bumi dan hidup gue . gue banyak dikasih Tuhan kesempatan buat lihat hal luar biasa, dan merasakan semuanya saling terkait satu sama lain membentuk pesan yang terbaca sama otak gue, turun ke hati lalu menyebar ke seluruh tubuh gue menjadi satu gerakan, satu tindakan nyata… ucapan syukur

sekarang gue sadar gue gatau apa-apa tentang manusia.. terlalu kompleks dan relatif.
yang gue harus lakukan sekarang cuma percaya.. dan berusaha keras untuk mimpi-mimpi gue, cita-cita gue, keyakinan gue. karena tanpa usaha, semuanya cuma mimpi, dan gue pasti bisa tobat jadi pemimpi yang cuma diam, yang cuma berhayal mimpinya tercapai.

“biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. dan.. sehabis itu yang kamu perlu.. cuma…

kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya
leher yang akan lebih sering melihat ke atas
lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja
dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya
serta mulut yang akan selalu berdoa…”

setiap hari baru yang dikasih Tuhan, seperti berkaitan, seperti membentuk susunan puzzle berisi pesan ke otak gue yang bilang, “ga ada yang namanya kebetulan ded…dan semuanya ada untuk satu alasan, satu tujuan… kamu cuma harus percaya dan berusaha keras untuk apa yang kamu percaya itu..kamu bisa! “

ya, gue percaya, gue bisa.

mahasiswa dan bahagia

pertimbangan buat bahagia itu banyaaaaaaak banget, menurut gue.
ga cuma satu, yang satu itu mah paling kepuasan sesaat. pikir deh…
dulu gue mikir, kalo gue masuk ITB atau ITS gue pasti bakal bahagia banget, bakal rajin banget, dll yang indah-indah. reality ?

dan setelah gue pikir-pikir lagi, aspek yang paling berpengaruh dalam kebahagiaan gue sebagai mahasiswa selain pacar, orangtua, isi dompet…. juga IP, adalah hubungan gue dengan Tuhan. kerasa banget gitu merananya hidup kalau jauh dari Tuhan, hati kosong, kesepian. nah, jadi kesimpulan yang gue buat untuk diri gue sendiri… kalau gue mau bahagia, gue harus cari Tuhan dulu dan dekat dengan Dia… *tanam ke otak, kasih pupuk, siram*

 

i’m coming back

hei!

setelah semua yang gue lewati beberapa bulan terakhir, gue meniatkan diri untuk balik nulis di blog. 🙂
dan ini yang terjadi belakangan ini :

Dedy yang cupu nan unyu itu, kini seorang Mahasiswa. 😛

meskipun cita-cita gue jadi anak FTSL ITB kandas… sekarang gue adalah mahasiswa semester satu di Teknik Kelautan (Ocean Engineering) ITS. Bukan, gue bukan frustasi terus belajar nangkep ikan di sini.. di sini gue belajar tentang bangun membangun di atas dan dalam laut, kaya bangun Platform nya Oil Rig, terus pemasangan pipa gas bawah laut (subsea pipeline), bangunan pemecah ombak, bahkan gue belajar merancang kapal.. apa aja bangunan yang di laut pokoknya gue pelajari deh ntar di kampus perjuangan ini.

Image

dan target gue lulus dari sini adalah sebagai Offshore Engineer atau Sub-sea Pipeline Engineer. Dan lanjut belajar bikin terowongan bawah laut di belanda atau inggris, kali aja yakan gue bisa jadi project manager dalam proyek pembangunan terowongan bawah laut penghubung pulau batam dan singapura :p

sekarang segini dulu, pemanasan :p
kedepannya gue bakal nulis lebih banyak, gimana gue di kampus, gimana gue di kamar kos (gue pernah dengar suara hantu di sini), dan gimana perjalanan gue bisa sampai ke ITS ini. sejujurnya banyak cerita seru yang sayangnya ga sempat gue tulis di sini dan mudah-mudahan kedepannya bisa 🙂

see ya, :*

decision and its consequences

setiap orang harus memilih dan memutuskan, mau atau tidak mau, suka ataupun tidak suka, semua orang mutlak harus. dan semua itu punya konsekuensinya masing-masing. semua orang tahu, pasti tahu.. tapi mungkin seringkali lupa, sehingga bukannya menerima keputusan yang diambilnya.. malah jadi pengeluh sejati, menjadi korban dari tindakannya sendiri. senjata makan tuan ? mungkin.

itu yang gue ambil dari percakapan malam ini bersama Yudhistira dan Arin. duduk di sebuah coffee shop, sengaja mengambil tempat di luar , ditemani halus rintik hujan yang enggan berhenti dari siang tadi. malam dan tempat yang cukup baik untuk pembicaraan seperti itu.

semoga gue tidak (lagi) jadi orang yang mengeluh atas pilihan dan keputusan yang diambilnya sendiri.

karena gue sudah memutuskan, jadi apapun konsekuensinya nanti, gue harus siap meskipun mungkin tidak. Tuhan yang memberi arah.

selamat malam 🙂

ulat bulu (2)

hahahahaha, by the way banyak yang protes soal “ulat bulu” yang pertama, nanggung banget katanya. sekarang gue tahu bagaiamana rasanya jadi sutradara sinetron (membuat kata “bersambung” ketika cerita nyaris mencapai klimaks) … 😀

oke, lanjut yaaaaaaa :3

jadi setelah berjuang melawan aral yang melintang dan orang utan yang tidur-tiduran di jalan, gue pun sampai di ITB…

(buat yang belum baca ulat bulu 1 : gue ke itb mau ketemu kak viera yang nantinya bakal bawa gue jalan keliling itb)

dengan penuh peluh yang mengucur di wajah,dengan bulu kaki yang lebat dan keriting itu…. (ya, gue pakai celana pendek), dengan sweater yang sudah tidak di cuci 2 minggu, dengan tas ransel bulukan gue yang di dalamnya masih ada alat-alat mandi… gue menyesal, kenapa gue terburu-buru sekali. tapi semua sudah terlambat, gue sudah di sana dan tidak tahu cara balik ke kosan teman. ya, apa adanya saja lah…

“kak, aku udah di ITB nih…”
“bentar ya, gue sholat dulu…”

lalu gue pun muter-muter sendirian, kak Viera sempat bilang sama gue kalau kita ketemuan di gerbang depan aja,  “yang ada patung gajahnya”, katanya. Guepun dengan tingkat kesotoyan yang sangat tinggi berjalan lurus mencari patung gajah.. bukannya ketemu gue malah sampai di satu lembah, ada kolam dan beberapa pemancing ikan di sana. lembah itu hijau dan penuh dengan daun yang berguguran, gue yang sudah putus asa pun mencari tempat duduk… kalem, lihat pohon… kalem lagi, lihat orang mancing lagi, kalem lagi.. sampai akhirnya seseorang dengan alis mata yang tebal sekali dan seorang wanita berkerudung muncul.

“lo dimana ?”
“di sini.. deket kolam ikan kak..”
“hah ? kolam ikan ?”
“kakak sama yang pakai kerudung kan ?”
“iya…”
tidak, tidak ada adengan lari-lari dari jauh seperti di film india lalu berpelukan.

lanjut…

setelah bersalaman, dan tidak bersalaman dengan sepupunya kak Viera (Bunga), kita pun langsung move on. #sedaaaaaaaap

[gue tidak bersalaman dengan sepupunya kak Viera karena gue bukan muhrimnya, mehaueaheaueahu. :D]

________________

hal pertama yang kak viera lakukan adalah membelikan gue cireng.
CIRENG BERBENTUK LOVE… onyoe banget ga sih ah ?
tapi aci goreng berbentuk love itu tidak bernasip baik, gue ga abis, lagi tidak nafsu makan…. *mulai menyesal*

buat informasi, kak Viera ini baik sekali, selain mengajak gue dan Bunga sepupunya itu tour keliling kampus impian kami,  dia juga selalu meneraktir kami……. cuma sekali gue berhasil membeli minum sendiri, itupun dengan alibi “mau pecahin duit buat naik angkot kak..”. *kayang*
______________

di bawah ini gue bakal membeberkan fakta seputar kak Viera… :3
______________

Kak Viera ini tipikal kakak-kakak girang, soalnya dia tidak pernah berhenti cengengesan dari pertama gue ketemu dia. dari sekitar jam 2 siang sampi sekitar jam 10 malam yang dia lakukan hanya cengengesan dan bernafas.. diselingi berbuat baik. :’)

Kak Viera juga tipikal wanita berdaya magnet tinggi, tidak, dia tidak menarik sendok dan garpu-garpu dengan badannya. terus kenapa dibilang magnet ded ? soalnya waktu kita keliling kampus, kak viera selalu menarik mata setiap lelaki yang lagi nongkrong di sana… ini serius. tapi kenapa dia masih menjomblo ya sampai sekarang ? hehehehehe 😛

Kak Viera juga nyaris banget jadi anak gaul, dia punya poni yang kiyudh, berkawat gigi, tapi tidak ber-blekberi. sayang sekali… *tepuk-tepuk alis*

Kak Viera itu takut nyebrang ! (diduga punya pengalaman ditabrak ketika menyebrang jalan)

sebenarnya masih banyak, gue ga enak sama kak Viera kalau dibeberkan semua, nanti dia jadi tidak misterius lagi seperti dulu.. 😛
________________
setelah puas berkeliling kampus kita pun makan di sekitaran ITB.
ngobrol..
dinyanyiin sama pengamen…
ngusir pengamen..
dengar pengamen..
ngamen… #eh

ga ding 😛
jadi waktu kita makan, kak Viera mesen satu minuman yang namanya rada terlihat kontras di daftar menu…… kak viera yang memang suka dengan hal-hal aneh pun tanpa pikir panjang langsung memesannya.

*sayup-sayup terdengar suara desahan…*

iya bener, THE SEXIEST LADY… MAKE YOU.. EUGH “EUGH”EUGH….”
namanya terdengar sexy sekali.. :3

udah gitu minumannya gue duluan lagi yang minum, padahal punya kak Viera.. meheuaheaueaheaueah, tenang… pipetnya gue tuker yang baru kok :3

______________________

selesai makan, gue, Bunga dan Kak Viera muterin jalan di sekitar ITB, hujan-hujanan.. ketemu bencong di bawah pasopati, naik angkot… seru :3

“ded, lo mau balik ke kosan atau ke ITB gabung ama temen-temen gue ?”
“ikut kakak!”

setelah mengantar Bunga sepupunya kak Viera itu pulang ke kosan, jadilah gue dibawa kak Viera ke ITB pada malam hari , dengan diiringi cerita-cerita horror yang terus berkumandang di telinga yang kadang diselingi oleh kata-kata bersifat mem-bully gue T_T

dan yang bener aja, nonton kak Viera dan temennya ngumpul aja udah bikin gue takjub, cerita-cerita mereka rata-rata menggelikan… apalagi cerita kak Viera waktu di Italy dan main ke museum sex di belanda. wuh 🙂

ketakjuban gue ga berhenti sampai di situ…
setelah nongkrong tadi,  gue dan kak viera berpetualang malam-malam di ITB dipandu oleh salah satu teman baiknya (teman nebengnya katanya) yang bernama mas Yogi, dan dia ramah sekali, gue juga beruntung sekali… *menangis bahagia*

gue banyak diceritakan cerita-cerita keren di kampus ini, yang horror juga.. sampai akhirnya kita sampai di satu titik di tengah kampus ITB, namanya pusat gema, niscaya kalau kita berdiri di titik itu dan berteriak, suara kita bakal menggema kemana-mana, keren maksimal, itu yang bikin pasti nilai fisika nya A mulu.

“astaga !!!”
“kenapa Pe?”
“KOK GUE CANTIK BANGET SIH……?!”

*mati*

percaya ga percaya, monolog itu terus diteriakkan sama kak Viera tepat di pusat gema. menggelikan sekaligus menyenangkan 🙂

____________
setelah puas berkeliling dipandu dua orang dewasa yang jiwa mudanya tidak mati itu, gue pun menyusul teman-teman gue yang lagi pada main billiard di dago plaza..

yang paling menyentuh dari perjalanan ini ya di sini.
karena takut gue hilang lagi dan kesasar lagi, kak Viera ditemani temannya nganterin gue nyari angkot.. kita nyebrang bareng-bareng… (biasa aja kali ded..) angkotnya juga dicariin.. tinggal dibayarin aja gue udah berasa anak raja.

entah kak viera ingat atau ngga dia tapi mengucapkan ini,dan yang pasti gue inget, “ini adek gue banget nih Yog…. ga mau gue dia kenapa-napa, masa tadi pagi dia kesasar di gede bage.. ” kyaaaaaaa ! so-sweet sekali kakak ! 😀

lalu gue pun sampai di dago plaza dengan kendaraan angkot dan gabung dengan teman-teman gue di sana yang lagi pada main billiard. euh..

____________________

“gila lo ded, si kakak udah sebaik itu ga lo bales apa-apa ?”
“tunggu dulu.. tunggu dulu….”

dari Batam gue sudah menyiapkan budget buat biayin trip ini, serius deh.
tapi kak Viera itu gigih dan pantang menyerah dalam meneraktir orang.

“lo masuk ITB dulu ded, baru neraktir gue….”
“siap kak !”

gue senang. banget. kak Viera ngomong begitu… karena nambah lagi daftar “kenapa saya harus masuk ITB” versi gue. selain ingin menggapai dan memulai cita-cita dari Kampus Gajah itu.. gue juga harus bisa masuk sana biar bisa neraktirin kak Viera. 🙂

gue janji… gue harus masuk ITB dan neraktirin kak Viera.
semoga Tuhan ngasih jalan, amin. 🙂

dan beberapa hari ke depan gue bakal daftar buat SNMPTN Undangan, mohon banget ya doanya biar dilancarkan dan bisa tembus ke ITB via jalur undangan ini, amen :’)

harapan beberapa bulan ke depan….
“eh, kenal Dedy ga ? anak FTSL… ”
“itu akuuuuuuuu ! 🙂 ”

Selamat Sore! 🙂

________
terimakasih kak Viera yang alisnya seperti ulat bulu dari afrika, termakasih mas Yogi, terimakasih Syamsul Haris teman sepermainan saya yang sekarang sudah jadi anak FTMD ITB yang gue berantakin kamar kosannya dan rela gue susahin selama beberapa hari, Tuhan baik sekali memberikan gue orang-orang seperti kalian untuk dikenal. 🙂

semoga sekarang giliran gue untuk masuk ITB, bergabung dengan orang-orang yang gue sebutkan namanya di atas itu, amin.

terimakasih Tuhan untuk hidup yang ajaib ini, yang jauh lebih indah dari yang bisa saya sendiri bayangkan :’)

ulat bulu

hari ini di sekolah gue kejatuhan ulat bulu, yak….  tepat aja gitu di belakang leher , gue kira itu semut yang biasa jatuh dari pohon besar di taman sekolah ini, rupanya itu ulat bulu. *sigh

ulat bulu yang malang itu, penyet dan mati karena gue tekan dengan semena-mena (ya, karena gue kira semut), tetapi gue lebih malang lagi, tangan gue gatal disko setelah menyentuh ulat bulu genit itu. maaf ulat bulu !

ngomong-ngomong soal ulat bulu, gue punya teman (atau kakak ) yang punya alis mata seperti ulat bulu :3

yeah, that was a long long way to meet her…

here we go!

berangkat dari batam ke jogja, gue pun berangkat lagi dari Magelang ke bandung menggunakan PO. Bandung Express.

ada cerita mengerikan dari perjalanan ini, gue naik Bus kelas executive dan ketika subuh datang, AC di bus dimatikan, jendela di buka, sialnya lagi gue duduk paling belakang di dekat toilet. *sigh

sampai di Bandung, gue dan teman-teman seperjalanan turun di Gede Bage, entah di mananya Bandung, yang pasti setelah dari sana gue di bawa ke cimahi sama keluarganya temen gue yang ada di Bandung.

gue senang sekali saat itu, secara sudah impian gue untuk ke Bandung dan kuliah di sana, ditambah lagi, teman gue (yang entah gimana caranya kenapa kita bisa temenan) mau bertemu dan mengajak gue mengitari kampus impian gue di Bandung, yang juga kampusnya dia dulu. senyum gue terus mengembang dari Magelang, “it will be great…!”, kata gue dalam hati.

sampai di Cimahi, gue terkejut, internet HP gue ga jalan di sana, sekalinya bisa jalan gue langsung check GPS dan menemukan bahwa gue jauh sekali dari pusat kota bandung, gue mau nangis saat itu.

berpikir keras gimana caranya ke ITB dan bertemu kak Viera, gue pun memberanikan diri bertanya bagaimana caranya ke ITB naik angkot dari cimahi.

“Bu, maaf, boleh nanya ga ?”, tanya gue kepada Ibu teman gue
“iya Jang, boleeeeeeh,  kenapa atuh ?”, nama gue Ujang di Cimahi sana, gaul.
“ehm, cara naik angkot dari sini ke ITB gimana ya Bu ?”
“eeeeeetah si Ujang mah, kamu mau naik angkot sendirian ? gak boleh !”
“………………….”, gue mau mati saat itu.
“bukannya kenapa ya Jang, tapi di sini kamu tanggung jawab Ibu, kalau kamu hilang gimana ibu mau ngomong apa ke orang tua kamu di Batam..”

gue menghela napas, gue mengerti betul apa maksud Ibu.

“kita hari ini mau ke puncak loh jang, nanti teh ya itu jalan mau ke puncak mau di tutup jam 5 sore… itu supir kita punya saudara polisi, dia dapet info dari saudaranya…”

(itu tanggal 30, gue barusan telfonan sama kak Viera dan si kakak bilang besok baru ditutup, gue sempat gondok)

“tapi bu saya mau ketemu teman saya, dia di bandung cuma hari ini sama besok, saya berangkat sekarang terus nanti pas mau ke puncak saya nunggu Ibu di satu jalan yang mengarah ke puncak deh…”

si Ibu berpikir lama, lalu dia menyuruh gue makan dulu lalu mandi, baru gue akan diantarkan ke Bandung Kota. Gue pun mandi dengan sangat bahagia, tidak peduli semalaman tidak tidur di Bus, tidak peduli entah gue akan berakhir selamat di Bandung nanti atau apa, ya.. gue tidak peduli apa-apa.

setelah gue mandi, gue di suruh turun dari lantai atas, kita semua rapat di ruang tengah saat itu, gue pusing maksimal, semua rencana yang teman-teman gue mau dan Ibu rencanakan jauh sekali dari rencana gue, Cimahi juga jauh dari dugaan gue , gue kira cimahi ada di dekat kota.

kalau dilihat dari hasil perundingan tadi, jelas gue hanya punya satu pilihan, yaitu ikut mereka semua ke puncak dan lembang, karena gue udah bayar uang patungan untuk sewa mobil dan supir.

gue kembali menghela napas, padahal tadi gue udah nelfon Kak Viera kalau gue bisa datang, gue udah excited abis…….tapi tadi.

sesaat gue teringat kembali tujuan gue ke bandung, bukan untuk jalan-jalan tetapi untuk melihat apa yang gue kejar, melihat ITB, sekaligus menggali informasi sekitar harga tempat kos dan kebutuhan di sini. bukan ke puncak atau lembang.

tanpa berpikir panjang, gue langsung memutuskan untuk pisah dari teman-teman gue ini dan lepas dari tanggung jawab si Ibu teman itu, gue ambil semua baju gue yang udah masuk mesin cuci, gue peres, gue masukin pelastik lalu masukin koper dan dilanjutkan dengan menghubungi teman gue yang berdomisili di Bandung dan juga berkuliah di ITB, gue meminta kerelaan dia untuk disusahkan selama beberapa hari ini, gue mau numpang di kosannya.

“it will be more than great…”,kata gue ketika sudah di dalam mobil sewaan dan bersiap menuju kosan teman gue di cisitu lama, bandung.

kenapa begitu ? soalnya selain gue bisa keliling ITB lebih mudah, gue bisa sekalian merasakan bagaiamana rasanya jadi anak kos. keuntungan double.


gue tidak peduli dengan uang yang sudah gue bayarkan untuk sewa mobil dan supir, gue sadar betul dengan keputusan gue saat itu, dan gue ga pernah menyesalinya, sampai sekarang, itu keputusan super keren ! 😀

sampai di Cisitu Lama, teman gue keluar dari kosannya menjemput gue.

“titip si Ujang ya nak…”, kata si Ibu kepada teman gue
“oh oke, siap buuuuu….” kata teman gue

sepertinya si Ibu shock dengan keadaan teman gue yang urak-urakan dengan rambut yang gondrong dan tidak disisir. gue tertawa dalam hati.
_______________________________________

setelah meletakkan koper, masih dengan celana pendek dan sweater yang udah ga dicuci dari Batam kemarin, yang udah gue bawa keliling magelang-jogja-prambanan juga batam, gue pun bergegas ke ITB.

gue langsung diajarin naik angkot sama teman gue Syamsul, dengan nekat dan tanpa persiapan sama sekali gue pun berangkat, gue diturunin entah dimana sama abang angkot… modal gambling aja gitu memilih jalan dan akhirnya masuk juga melalui gerbang belakang ITB. 🙂

“ma, aku di ITB ma… “, kata gue dalam hati.
kalau lihat gue saat itu, gue mungkin mengalahkan kuda yang sedang nyengir.
gue nyengir lebar banget.

dan akhirnya tempat ketemuan dengan kak Viera disusun ulang.
mau gue ceritain di sini juga gimana jalan-jalan kita yang absurd itu ?
nanti aja ya 😛
post ini udah kepanjangan….

ulat bulu 2 mungkin bakal gue post besok atau besok-besok 😛
selamat sore 🙂

3B dan status semu

“apa sih ded 3B ? ukuran Beha ya ?”

“bukan kok….”

“jadi apa ded ?”

“3B itu, Behel, Black Berry, dan Berponi”

“lah, terus ?”

“ya gitu :3”

“behel, Black Berry dan Berponi”, itu yang katanya jadi syarat biar dibilang anak Batam. terlalu menurut gue, karena 3B itu yang jadi alasan korban-korban trafficking di Batam ketika ditanya kenapa rela menjual dirinya.

pola pikir yang wajar menurut gue kalau yang dilihat olehnya tiap hari cuma cewe-cewe cantik 3B yang notabene adalah anak orang kaya, main ke Mega Mall Batam Center hampir setiap hari dan bermobil…

gue banyak tau orang kaya, dan gue pernah merasa “tidak mampu”.

waktu itu gue masih kecil, orangtua gue yang keduanya adalah perantau memulai semua dari 0, jadi waktu kecil gue masih tinggal di rumah liar dengan dinding papan dan atap seng. kalau dibandingkan dengan rumah teman-teman gue di sekolah, rumah gue mungkin lebih asik disebut gubuk. itulah yang selalu mama bilang kalau ada saudara dari jakarta main ke rumah… “ya inilah gubuk kami…”.

walaupun gue tinggal di tempat yang seperti itu dan baju gue lusuh-lusuh kaya anak jalanan, orang tua gue tetap memberikan yang terbaik bagi gue… gue di-les-kan bahasa inggris di tempat yang lumayan terkenal saat itu.

gue inget, banget.
waktu itu setiap ke tempat les, baju gue lusuh sendiri, teman-teman gue pada wangi dan bajunya bagus-bagus. mereka masih kelas 3 SD dan sudah megang Handphone, siapa sih yang ga iri ?

terlebih waktu teman gue secara terang-terangan bilang sama gue, “bajumu kok jelek banget sih ded, ga ada baju lain ya ?”, gue iri sama orang-orang kaya itu!

di tambah lagi waktu pulang les, gue duduk nunggu dijemput sama bokap, mereka juga. jadi kita ngobrol.. tebak apa yang ada dalam obrolan mereka ? tentu mobil-mobil mewah mereka yang platnya tidak lebih dari 3 angka itu. rumah mereka yang berkolam renang. gue membayangkan kapan gue bisa se-enak mereka yang kaya itu.

rasa iri itu pasti ada, dan pasti kita yang iri biasanya bakal selalu mikir cara cepat biar bisa sama kaya mereka. syukur gue ga macem-macem saat itu. tapi jujur gue sempat merengek minta handphone dan baju bagus sama mama.

gue yakin orangtua kalau ga ngasih barang yang kita minta itu bukan mereka ga mau, mungkin mereka belum bisa… karena banyak aspek yang mereka pertimbangkan, uang bulanan untuk makan kita, uang sekolah kita, uang bayar listrik.. banyak!

gue sekarang udah enak, orang tua gue cukup tangguh untuk dapat melangkah maju. gue udah ga tinggal di ruli (rumah liar) lagi, gue punya motor sendiri meskipun temen-temen gue rata-rata bawa mobil. gue punya HP. gue punya semua fasilitas yang menurut gue seharusnya udah lebih dari cukup untuk buat gue sebagai orang berhasil, tapi gue ? ya sama kaya yang lain, kadang kurang bersyukur dan berleha-leha dengan segala fasilitas yang ada.

pesan gue buat yang merasa belum mampu, tenang..
gue tahu rasanya iri sama yang punya segalanya, gue pernah merasakan, tapi yakinkan diri kamu, jangan malu sama mereka. kita sama dengan mereka. jangan jadikan status semu itu untuk bikin kita segan atau bahkan malu kalau mereka tahu kita belum punya apa-apa.

gue inget kata pak pendeta ke gue pas di kelas katekisasi, “kalian tahu ga orang tua itu paling sedih saat apa?”, kami satu kelas menggeleng tidak tahu. “orang tua akan merasa sangat sedih itu ketika dia ga bisa memberikan apa yang anaknya minta!”

gue nangis, gue terlalu banyak menuntut lebih ke orangtua gue.
gue terlalu sering bikin mereka sedih, karena bikin mereka merasa ga bisa menuhin apa yang anaknya minta. semoga gue diampuni sama Tuhan dan sama orangtua gue.

jadi buat teman-teman, pikir dulu ya kalau mau minta sesuatu ke orangtuanya, mereka bukan ga mau, mereka mungkin belum bisa.

jangan mau terjerat dalam hal destruktif seperti menjual diri itu.
Tuhan ngerti kita, dan pasti bantu kalau kita mau berusaha.

semoga kita anak Indonesia, bisa bantu teman-teman kita yang kurang mampu, kalau ga bisa sekarang ya nanti… ketika kita sudah merasa mampu untuk memberi.

semoga postingan ini bermanfaat, amin.